Rabu, 22 Juni 2016

Apakah Perlu Menikah - Mario Teguh - Bagian 2

Apakah ada hal-hal yang dapat menurunkan kualitas sebuah pernikahan?


Harus di pikirkan, bagi laki – laki, kenapa mengapa seorang wanita penting bagi kehidupan anda. Dan bagi wanita, mengapa laki – laki penting, dan kenapa harus dia.

Jika jelas kenapa pasangan kita penting, maka itu berarti juga penting bagi kemungkinan masa depan anda. Dan itu berarti anda berdua saling menguat, sehingga dalam pengejaran tentang kesuksesan di masa depan adalah pengejaran bersama.
Berapa banyak pengejaran antara suami dan istri itu berbeda, sehingga tidak pernah ketemu karena suami mengejar sesuatu yang lain dan istri mengejar sesuatu yang lain.
Jadi sebelum anda memasuki pernikahan yang panjang, luangkan waktu sedikit untuk menulis mengapa pasangan anda penting bagi anda, lalu duduk bersama sama buat pembicaraan serius mengenai apa yang akan anda capai bersama.


Banyak di sekitar kita, saat menjelang pernikahan itu banyak sekali rintangan. Bisa kemudian pernikahan itu terjadi dan ada yang tidak.  Bagaimana mengatur hati kita agar sesuai perencanaan semula?

Jika dalam pernikahan ada halangan, itu menghalangi atau menguji?. Jika menguji berarti janji pernikahan itu akan menghasilkan sesuatu yang besar. Karena setan tidak ingin melihat anda membangun keluarga baik yang akan menurunkan keturunan orang besar yang akan menghebatkan bangsa.

Jadi jika ada halangan, cek apakah itu untuk menghalangi supaya anda tidak membuat kesalahan atau menguji kesungguhan anda. Itu yang sulit. Cara mengenalinya adalah jika tujuan pernikahan selain untuk memuliakan Tuhan berarti itu adalah salah, seperti karena nafsu, karena uang, karena ingin kedekatan politis, karena barter kekuasaan, itu pasti salah. Menikah itu harus karena alasan untuk memuliakan Tuhan.


Dalam kenyataan kita di masa kini ada banyak sekali yang merindukan belahan jiwa, tetapi di lain pihak ada yang sangat ingin menikah. Ini adalah suatu hal fenomena yang kontradiksi, bagaimana pendapat Pak Mario mengenai hal ini?

Kita pernah dengar banyak pengangguran di Indonesia, tetapi dalam mencari karyawan juga sulit. Berarti orang yang mencari kerja banyak, tetapi yang bisa kita pekerjakan sebagai karyawan tidak banyak. Fenomena ini sama dengan jumlah jutaan orang yang sedang merindukan belahan jiwa, tapi yang pas kenapa sedikit. Kenapa banyak orang tetap menjadi pribadi yang sendiri untuk sekian lama padahal merindukan belahan jiwa. Mereka adalah jiwa – jiwa baik yang sedang tidak ketemu saja orang yang bisa di cintainya sepenuh hati. 

Bagaimana kalau kita memeriksa ulang, apakah ada sikap – sikap orang orang baik ini yang mendorong orang justru jauh karena ketidak tahuan. Jadi pelan –pelan pelajarilah sifat - sifat orang yang menjadi magnet cinta. Ada orang - orang yang mudah di cintai, mudah di kasihi, mudah sekali di perhatikan. Mungkin dari sana, mudah - mudahan kita menemukan cara untuk segera memasuki masa depan yang lebih bebas kita tentukan bersama belahan jiwa kita.
.

Bagaimana kita untuk membangun sebuah pernikahan atau membangun keluarga rumah tangga yang hebat dan mesra dihubungkan dengan membangun karir yang hebat juga dengan kondisi suatu saat karir mengharuskan tersitanya waktu dan juga mungkin terpisahnya jarak atau tempat bagi pasangan?

Dalam kehidupan ini, kita biasanya memandang bahwa kehidupan dapat di bagi bagi, Kecintaan kepada keluarga , belahan jiwa, dan karir. Bisa kecintaan kepada keluarga 60%, untuk belahan jiwa mungkin 30%, karir 10%. Atau keluarga 50%, belahan jiwa 30%, karir 20%. Dan lain lain.
Padahal kehebatan dari prosentase dalam kehidupan kita itu tidak terbatas pada 100, sehingga keluarga itu harus menerima 100% perhatian dan kasih sayang anda, belahan jiwa anda 100% kesetiaan dan pengabdian kepadanya, dan karir 100% untuk berikan hati anda.  Kecintaan anda kepada Tuhan 100%, dan dari semua pilihan 100% prosentase itu tadi semua adalah karena kecintaan kita kepada Tuhan. Jadi 100% kecintaan kita kepada Tuhan itu tidak sama dengan 100% kecintaan kita kepada karir, tetapi berikan semua kekuatan hati anda bagi yang anda cintai, bagi anak – anak, bagi karir, bagi persahabatan. Semua orang besar di besarkan oleh kemampuan mencintai. Jadi orang yang mencintai, membesar, karena cinta itu sifat Tuhan. Jadi kalau begitu, berikan 100% perhatian anda, berikan 100% kasih sayang anda kepada keluarga dan kepada semua yang berhubungan dan yang bersentuhan dengan anda.


Kesimpulan

Apakah Menikah Perlu?. Ya. Perlu, di dalam hal ini bukan artinya harus dilakukan. Perlu dalam hal ini dalam artinya penting. Apakah menikah penting?. Penting. Dan apakah setiap orang memperlakukan pernikahannya sebagai sesuatu yang penting? Belum tentu. Itu sebabnya masalah di dalam pernikahan itu banyak karena banyak orang lupa bahwa pernikahan itu penting.
Kesimpulannya: Jangan lupa, anda adalah makhluk cinta, anda tidak bisa hidup tanpa cinta.
Kita makhluk cinta, jangan kaku, malu, canggung dengan cinta dan jangan membenci cinta, karena orang orang yang terluka oleh cinta itu bukan oleh cinta tapi oleh cara yang salah dalam mencintai. jadi menikah itu penting bukan hanya perlu, dan keluarga kita mudah mudahan di berikan kesejahteraan oleh Tuhan, kedamaian, dan kemungkinan untuk mencapai kehidupan yang menjadi rahmat bagi sesama. Amin

Kamis, 17 Maret 2016

Apakah Perlu Menikah - Mario Teguh

Mengapa nikah itu perlu? Nikah itu perlu karena penting. Sesuatu itu perlu karena penting. Kalau sesuatu yang penting tidak ada maka kualitas hidup kita turun. Apakah menikah itu perlu, lalu pertanyaannya adalah apakah anda memperlakukan pernikahan seperti sesuatu yang penting. Karena banyak orang demikian sibuknya memikirkan pernikahan sampai lupa nilai dari pernikahan. 


Bagaimana dengan pasangan-pasangan yang mengalami kesulitan untuk menyamakan nilai-nilai mereka dalam pernikahan, sehingga yang terjadi adalah perbedaan pendapat terus menerus sehingga mereka merasa terjebak dalam pernikahan tersebut?.

Lebih penting menikah dari pada berpartener dalam bisnis. Dalam berbinsnis kita lakukan semua cek latarbelakang terhadap patner kita berbisnis, tapi dalam menikah apakah kita melakukan seteliti itu?. Tidak, karena banyak orang berpendapat bahwa cinta saja sudah cukup. Kalau berbisnis kita berhati-hati, tapi banyak pernikahan tidak di mulai dengan pembicaraan serius mengapa pernikahan itu perlu. Yang penting harus di lakukan sebelum menikah itu adalah duduk berdua dengan pasangan, lalu berdiskusi dan mencatat apa yang perlu seperti: Aku mencintaimu dan kamu mencintai aku, perlukah kita menikah, jika ya, kenapa, dan pertanyaan lain lain yang penting dalam pernikahan.

Sedikit sekali pernikahan yang di mulai dengan logis, karena pernikahan itu banyak di mulai dengan emosi, setelah emosi yang namanya cinta itu tidak ada baru logikanya keluar, ternyata mereka tidak sesuai.


Apakah benar sikap orang tua yang terlalu selektif dalam memilih calon menantunya, dan bagaimana kita menyikapinya sebagai seorang anak?

Orang tua harus di ingatkan bahwa yang menikah bukan dia tetapi anaknya. Karena yang akan menikah adalah anak-anaknya maka sebetulnya peran orang tua untuk meluruskan pilihan anak bukan pada saat anaknya mau menikah, seharusnya jauh sebelum kebutuhan menikah itu timbul yaitu dari menunjukkan perilaku orang tua yang saling mengasihi di depan anak-anaknya. Perhatikan anak-anak yang tumbuh di keluarga dari ayah yang dominan dan penyiksa, ibunya dominan kasar dan penyiksa, yang bertengkar yang menyelesaikan segala sesuatu dengan kemarahan, maka anak-anaknya akan kebingungan mengenai standar pria atau wanita yang baik baginya. Jadi kalau kita mau membantu anak kita memilih itu mulailah dengan mencontohkan kehidupan suami dan istri yang baik. Anak tidak bisa menulis ulang sejarah pernikahan orang tuanya, tetapi dia tau apa yang terbaik maka anak harus setia pada yang menurutnya baik, upayakan orang tua mengerti dengan sebaik-baiknya, kalau tidak itu tetap hidup anda.

“Banyak pernikahan dimulai dengan emosi baru kemudian logika.”


Apa yang bisa di lakukan setelah kebanyakan dari kita sulit melihat karena terkena badai cinta telah berlalu, lalu kita mulai bisa sedikit logis. Apa yang harus kita lakukan saat kita tidak bisa melihat dengan jelas?

Anggap Mr.A adalah sebagai belahan jiwa kita, Anda dengan Mr.A ada cinta maka anda tidak mungkin logis, lalu anda cari orang yang sifatnya mirip dengan Mr.A. Mr.X adalah seseorang yang mempunyai kesamaan sifat dengan Mr.A. Tanyakan kepada hati anda, apakah anda bisa hidup dengan Mr.X, bangun tidur dengan dia, membesarkan anak-anaknya, menunggunya di rumah selama dia bekerja, pikirkan itu. Kalau anda berkata tidak berarti anda harus berhati-hati, berarti belahan jiwa anda sama dengan Mr.X. 

Kita itu tidak logis karena ada peran cinta. Jika anda membesar-besarkan cinta, perlu di ingat bahwa semua keluarga yang bertengkar dan bercerai itu mulainya dari cinta, jangan di besar-besarkan, itu hanya ketertarikan sementara yang tidak logis. Ada calon raja menanggalkan tahtanya karena mencintai seorang wanita yang dilarang oleh kerajaan.

Cinta itu sangat kuat, Tetapi kalau kita khawatir mengenai kualitas hidup kita di masa depan, caranya adalah kita transfer sifat-sifat dia kepada orang yang tidak kita cintai lalu apakah aku akan bisa hidup dengan orang itu, kalau tidak, jangan, apapun kata hati anda. Setelah beberapa saat anda bisa jatuh cinta lagi. Atur cinta anda, atur perasaan itu. Kalau anda tepat pilih orang yang sifat-sifatnya itu baik, kalau anda mencintainya karena kecintaan anda kepada Tuhan tidak mungkin salah, karena kecintaan anda kepada Tuhan itu baik tatanannya sehingga orang itu yang membuat anda cinta kepadanya adalah sifat-sifat dan kualitas-kualitas yang dicintai Tuhan.


Pada saat kita menikah dengan pasangan kita, kita tidak hanya menikah dengan dia, tetapi juga dengan keluarganya, dengan latarbelakangnya dan segala yang dia miliki. Tetapi pada saat kita ketemu dan merasa sudah menemukan belahan jiwa kita, tapi kita kurang cocok dengan keluarga dan sebagainya dari diri dia. Apakah memang harus cocok semuanya baru baik untuk menikah atau ada beberapa hal dasar yang jika itu sudah cocok maka bisa untuk menikah.?  

Kalau anda benar-benar mencintainya, anda akan melalui apapun untuk bersamanya. Kalau kita dihentikan oleh ketidakcocokan di sana sini. Yang menikah itu anda berdua, yang diluar itu adalah hal-hal yang bisa diubah. Kalu anda betul-betul mencintainya, masak hanya karena satu atau dua orang yang tidak setuju, anda membatalkan pernikahan padahal orang ini akan menjadi pemimpin negara yang bisa anda muliakan dalam sebuah pernikahan yang bahagia. Kalau kita betul-betul mencintainya, kita tidak akan memarahinya seperti itu, kalau kita betul-betul mencintainya kita tidak akan mengambil kesenangan karena kita benar lalu dia salah. Kalau kita betul-betul mencintainya, kita memaafkan, kita menerima dia seperti itu, karena dulu sebelum menikah kita sangat memilih tapi setelah menikah dia dan anda harus saling menerima apa adanya sekarang. 


Bagaimana mengubah presepsi seseorang yang kehilangan kepercayaan akan komitmen dan keindahan sebuah pernikahan di karenakan masa lalunya misal berasal dari keluarga broken home atau berasal dari panti asuhan.?

Anda hari ini karena anda yang kemarin, dan kita akan apa adanya kita sekarang. Kalau kita membawa puing-puing masa lalu dalam kehidupan kita sekarang, dimasa depan kita akan menjadi pedagang puing. Jadi harus ada waktu dimana kita berhenti membawa luka masa lalu dan hidup sepenuhnya hari ini dan percaya kepada Tuhan bahwa orang apapun masa lalunya kalau masa kininya baik, masa depannya akan baik. 
Seberapa buruknya nista dan kotornya masa lalunya seseorang, masa depannya masih suci. Mengapa tidak memaafkan diri, berdiri gagah lalu berkata: Lihatlah Tuhanku lihatlah aku yang bersungguh-sungguh menjadi pribadi yang baik lalu berlakulah yang memungkinkan kebaikan kita besok.

“Seberapa buruk, nista, dan kotornya masa lalunya seseorang, masa depannya masih suci.”

Selasa, 15 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh - Bagian 4

Banyak orang yang pernah merasa beruntung bisa tinggal di luar negeri, kesal karena tinggal di Indonesia. Merasa iri dengan teman-temannya yang tinggal di luar negeri yang bisa punya situasi lebih enak dan lebih baik. Bagaimana pendapat Pak Mario mengenai orang-orang yang tidak puas dengan keadaan di sekeliling mereka?.

Wajar kita mengeluhkan keadaan yang tidak sebaik dulu. Dimana anda berada di situ anda hidup. Jangan mengeluhkan yang tidak anda miliki. Seperti ayam yang mati di lumbung padi, karena lupa makan padi yang ada karena mengharapkan padi yang diluar lumbung. Hiduplah dengan keadaan yang ada lalu tumbuhlah dari situ bukan mengeluhkan yang tidak anda miliki.


Berapa banyak kegagalan yang seseorang butuhkan sehingga mencapai sesuatu kepada keberhasilan puncaknya?.

Gagal itu harus minus satu (- 1), jika anda gagal 47 kali anda harus berhasil di upaya ke 48. Jadi kalau begitu bukan jatuhnya yang penting tapi bangkitnya setelah jatuh. Seorang yang di sebut hebat adalah orang yang jatuh, bangun, kemudian jatuh, bangun, dan terus tanpa kehilangan antusiasme dan masih tetap senang karena masih ada kesempatan berikutnya. Itu yang menjadikan kita akhirnya menemukan keberhasilan.


Bagaimana agar ketika kita berbicara di lingkungan sosial, kita di dengarkan dan diperhatikan?.

Untuk orang yang berbicara lalu mau di dengarkan harus ada nilai dengar. Jadi ada sesuatu yang bisa di dengarkan. Berbicara itu bukan banyak-banyakan, bukan baik-baikkan cara menyampaikannya tapi nilai dari yang dikatakan. Anak muda biasanya kurang nilai itu karena belum banyak membaca. Anjurannya adalah baca kata-kata pendek, quotation atau nasihat-nasihat pendek dari orang-orang yang sudah jadi. Orang-orang besar itu mereka menyimpulkan. Contohnya bagaimana supaya tidak takut, anjurannya adalah jangan takut, sederhana sekali. Orang-orang dengan listening value atau dengan nilai untuk di dengar bicaranya tidak panjang, tidak komplek tetapi yang sedikit dikatakannya berdampak besar. Anak muda biasanya tergesa-gesa bicara, padahal berbicara pada waktu yang tepat lebih penting dari pada bicara tepat. Diam pada waktu harus diam itu lebih tepat. Jadi anak muda yang tidak bicara, selama semuanya bicaranya masih benar itu menghemat tenaga. Waktu ada orang salah dia baru berbicara: “sebentar”, setelah itu setiap kali anda bicara “sebentar” semua orang akan diam.

“Orang yang hebat adalah seseorang yang jatuh bangun dan jatuh bangun lagi tanpa kehilangan antusiasme”


Banyak sekali orang-orang berkampanye atau berupaya dengan menggunakan kemarahan, Apakah kemarahan bisa menjadi salah satu bentuk berupaya untuk mencapai keberhasilan?

Banyak sekali orang yang berhasil hari ini itu mengawali karirnya dengan perasaan terhina. Seperti menara eifel yang dibangun oleh seorang yang di tolak masuk sekolah arsitektur. Orang-orang yang menggunakan marahnya untuk membaik-kan dirinya, menjadi seseorang yang lebih. Karena sebetulnya salah satu cara yang paling baik untuk menjadi pribadi yang tidak bisa terluka adalah menjadi pribadi yang terlalu besar untuk di lukai. Kalau kita sakit hati itu pasti karena ukuran kita masih sesuai dengan yang menyakiti. Hanya orang yang kecil yang sakit di sakiti orang kecil, orang besar tidak. Berarti orang-orang yang sakit hati karena di sakiti temannya karena masih satu level, setelah dia naik kelas tidak lagi sakit. Maka gunakanlah perasaan-perasaan buruk termasuk marah untuk tumbuh sehingga perasaan marah itu menjadi sesuatu yang baik.


Ikan yang tenggelam berarti ikan yang mati, tapi ikan yang mati mudah di tangkap dan bisa di manfaatkan untuk dimakan. Bagaimana manusia yang tenggelam itu bisa mudah di temukan oleh orang yang membutuhkan dan di manfaatkan sehingga bisa bangkit kembali?.

Manfaat itu sebetulnya tidak pernah di tujukan bagi penggunaan orang. Manfaat itu adalah penggunaan kita bagi kebaikan orang lain. Ada fase muda dan dewasa, waktu muda kalau melihat orang, dia berpikir: “Dia bisa menguntungkan saya dalam bidang apa ya?”, berarti dia belum dewasa. Orang dewasa itu memikirkan kelebihan tetapi yang bisa di berikannya. Orang dewasa berpikir: “Saya bisa membantu dia dalam bidang apa ya?” atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk dia ya ?”. Jadi cek kedewasaan kita dari sudut pandang kegunaan, selama kita mencari kegunaan untuk diri kita belum betul-betul matang. Setelah kita berusaha memikirkan cara supaya berguna bagi orang itu berarti kita sudah dewasa.


Kesimpulan

Ikan yang tenggelam adalah ikan yang sudah menyerah dan menolak berenang. Manusia yang tenggelam adalah orang yang menolak berupaya. Karena upaya itu formulanya adalah doa dan tindakan. Orang yang berhenti berdoa itu tenggelam, atau orang yang hanya berdoa tapi tidak bertindak juga akan tenggelam. Jadi upayakanlah selalu yang lebih, bukan menikmati keadaan yang bisa kita nikmati sekarang. 

Cara untuk membangun kesungguhan di dalam memajukan kebaikan di dalam berupaya ini kadang-kadang tidak kita ketehui, tidak kita kenali lagi. Karena banyak sekali orang waktu mau memulai usaha bersemangat sekali, tidak bisa tidur dengan ide, tetapi begitu berusaha beku dan tidak tau apa-apa. Jadi kalau kita di bantu oleh kehidupan dengan penderitaan, dengan rasa takut, dengan kekhawatiran, dengan keterdesakan, syukuri itu semua bukan sebagai hukuman tetapi sebagai perintah untuk memperbaiki diri untuk labih kuat. Ikan yang sudah mulai malas untuk berenang ketika di sentuh ekornya akan berenang lagi. Ikan yang sehat selalu berenang menentang arus, ikan yang sakit berenang ikut arus. Jadi meyakini hidup mengalir mengikuti yang turun itu ikan yang sakit. Ikan yang kuat mengalir menentang arus. Kalau semua orang tidak jujur dia kuat dan tidak meyakini ketidak jujuran. Ada orang yang berkata: “yang haram saja susah apalagi yang halal”, ini ibarat ikan sakit. Karena ikan yang sehat berkata: “Orang tidak jujur saja bisa kaya apalagi yang jujur” atau “Orang tidak baik saja bisa tinggi pangkatnya apalagi orang yang baik”. Jadi kalau begitu, jadilah ikan yang selalu bergerak, jadilah manusia yang selalu berupaya dan mengambil apapun yang terjadi, seperti aroma, sinar, apapun yang kita sentuh sebagai perintah untuk membaik-kan diri.