Kamis, 17 Maret 2016

Apakah Perlu Menikah - Mario Teguh

Mengapa nikah itu perlu? Nikah itu perlu karena penting. Sesuatu itu perlu karena penting. Kalau sesuatu yang penting tidak ada maka kualitas hidup kita turun. Apakah menikah itu perlu, lalu pertanyaannya adalah apakah anda memperlakukan pernikahan seperti sesuatu yang penting. Karena banyak orang demikian sibuknya memikirkan pernikahan sampai lupa nilai dari pernikahan. 


Bagaimana dengan pasangan-pasangan yang mengalami kesulitan untuk menyamakan nilai-nilai mereka dalam pernikahan, sehingga yang terjadi adalah perbedaan pendapat terus menerus sehingga mereka merasa terjebak dalam pernikahan tersebut?.

Lebih penting menikah dari pada berpartener dalam bisnis. Dalam berbinsnis kita lakukan semua cek latarbelakang terhadap patner kita berbisnis, tapi dalam menikah apakah kita melakukan seteliti itu?. Tidak, karena banyak orang berpendapat bahwa cinta saja sudah cukup. Kalau berbisnis kita berhati-hati, tapi banyak pernikahan tidak di mulai dengan pembicaraan serius mengapa pernikahan itu perlu. Yang penting harus di lakukan sebelum menikah itu adalah duduk berdua dengan pasangan, lalu berdiskusi dan mencatat apa yang perlu seperti: Aku mencintaimu dan kamu mencintai aku, perlukah kita menikah, jika ya, kenapa, dan pertanyaan lain lain yang penting dalam pernikahan.

Sedikit sekali pernikahan yang di mulai dengan logis, karena pernikahan itu banyak di mulai dengan emosi, setelah emosi yang namanya cinta itu tidak ada baru logikanya keluar, ternyata mereka tidak sesuai.


Apakah benar sikap orang tua yang terlalu selektif dalam memilih calon menantunya, dan bagaimana kita menyikapinya sebagai seorang anak?

Orang tua harus di ingatkan bahwa yang menikah bukan dia tetapi anaknya. Karena yang akan menikah adalah anak-anaknya maka sebetulnya peran orang tua untuk meluruskan pilihan anak bukan pada saat anaknya mau menikah, seharusnya jauh sebelum kebutuhan menikah itu timbul yaitu dari menunjukkan perilaku orang tua yang saling mengasihi di depan anak-anaknya. Perhatikan anak-anak yang tumbuh di keluarga dari ayah yang dominan dan penyiksa, ibunya dominan kasar dan penyiksa, yang bertengkar yang menyelesaikan segala sesuatu dengan kemarahan, maka anak-anaknya akan kebingungan mengenai standar pria atau wanita yang baik baginya. Jadi kalau kita mau membantu anak kita memilih itu mulailah dengan mencontohkan kehidupan suami dan istri yang baik. Anak tidak bisa menulis ulang sejarah pernikahan orang tuanya, tetapi dia tau apa yang terbaik maka anak harus setia pada yang menurutnya baik, upayakan orang tua mengerti dengan sebaik-baiknya, kalau tidak itu tetap hidup anda.

“Banyak pernikahan dimulai dengan emosi baru kemudian logika.”


Apa yang bisa di lakukan setelah kebanyakan dari kita sulit melihat karena terkena badai cinta telah berlalu, lalu kita mulai bisa sedikit logis. Apa yang harus kita lakukan saat kita tidak bisa melihat dengan jelas?

Anggap Mr.A adalah sebagai belahan jiwa kita, Anda dengan Mr.A ada cinta maka anda tidak mungkin logis, lalu anda cari orang yang sifatnya mirip dengan Mr.A. Mr.X adalah seseorang yang mempunyai kesamaan sifat dengan Mr.A. Tanyakan kepada hati anda, apakah anda bisa hidup dengan Mr.X, bangun tidur dengan dia, membesarkan anak-anaknya, menunggunya di rumah selama dia bekerja, pikirkan itu. Kalau anda berkata tidak berarti anda harus berhati-hati, berarti belahan jiwa anda sama dengan Mr.X. 

Kita itu tidak logis karena ada peran cinta. Jika anda membesar-besarkan cinta, perlu di ingat bahwa semua keluarga yang bertengkar dan bercerai itu mulainya dari cinta, jangan di besar-besarkan, itu hanya ketertarikan sementara yang tidak logis. Ada calon raja menanggalkan tahtanya karena mencintai seorang wanita yang dilarang oleh kerajaan.

Cinta itu sangat kuat, Tetapi kalau kita khawatir mengenai kualitas hidup kita di masa depan, caranya adalah kita transfer sifat-sifat dia kepada orang yang tidak kita cintai lalu apakah aku akan bisa hidup dengan orang itu, kalau tidak, jangan, apapun kata hati anda. Setelah beberapa saat anda bisa jatuh cinta lagi. Atur cinta anda, atur perasaan itu. Kalau anda tepat pilih orang yang sifat-sifatnya itu baik, kalau anda mencintainya karena kecintaan anda kepada Tuhan tidak mungkin salah, karena kecintaan anda kepada Tuhan itu baik tatanannya sehingga orang itu yang membuat anda cinta kepadanya adalah sifat-sifat dan kualitas-kualitas yang dicintai Tuhan.


Pada saat kita menikah dengan pasangan kita, kita tidak hanya menikah dengan dia, tetapi juga dengan keluarganya, dengan latarbelakangnya dan segala yang dia miliki. Tetapi pada saat kita ketemu dan merasa sudah menemukan belahan jiwa kita, tapi kita kurang cocok dengan keluarga dan sebagainya dari diri dia. Apakah memang harus cocok semuanya baru baik untuk menikah atau ada beberapa hal dasar yang jika itu sudah cocok maka bisa untuk menikah.?  

Kalau anda benar-benar mencintainya, anda akan melalui apapun untuk bersamanya. Kalau kita dihentikan oleh ketidakcocokan di sana sini. Yang menikah itu anda berdua, yang diluar itu adalah hal-hal yang bisa diubah. Kalu anda betul-betul mencintainya, masak hanya karena satu atau dua orang yang tidak setuju, anda membatalkan pernikahan padahal orang ini akan menjadi pemimpin negara yang bisa anda muliakan dalam sebuah pernikahan yang bahagia. Kalau kita betul-betul mencintainya, kita tidak akan memarahinya seperti itu, kalau kita betul-betul mencintainya kita tidak akan mengambil kesenangan karena kita benar lalu dia salah. Kalau kita betul-betul mencintainya, kita memaafkan, kita menerima dia seperti itu, karena dulu sebelum menikah kita sangat memilih tapi setelah menikah dia dan anda harus saling menerima apa adanya sekarang. 


Bagaimana mengubah presepsi seseorang yang kehilangan kepercayaan akan komitmen dan keindahan sebuah pernikahan di karenakan masa lalunya misal berasal dari keluarga broken home atau berasal dari panti asuhan.?

Anda hari ini karena anda yang kemarin, dan kita akan apa adanya kita sekarang. Kalau kita membawa puing-puing masa lalu dalam kehidupan kita sekarang, dimasa depan kita akan menjadi pedagang puing. Jadi harus ada waktu dimana kita berhenti membawa luka masa lalu dan hidup sepenuhnya hari ini dan percaya kepada Tuhan bahwa orang apapun masa lalunya kalau masa kininya baik, masa depannya akan baik. 
Seberapa buruknya nista dan kotornya masa lalunya seseorang, masa depannya masih suci. Mengapa tidak memaafkan diri, berdiri gagah lalu berkata: Lihatlah Tuhanku lihatlah aku yang bersungguh-sungguh menjadi pribadi yang baik lalu berlakulah yang memungkinkan kebaikan kita besok.

“Seberapa buruk, nista, dan kotornya masa lalunya seseorang, masa depannya masih suci.”

Selasa, 15 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh - Bagian 4

Banyak orang yang pernah merasa beruntung bisa tinggal di luar negeri, kesal karena tinggal di Indonesia. Merasa iri dengan teman-temannya yang tinggal di luar negeri yang bisa punya situasi lebih enak dan lebih baik. Bagaimana pendapat Pak Mario mengenai orang-orang yang tidak puas dengan keadaan di sekeliling mereka?.

Wajar kita mengeluhkan keadaan yang tidak sebaik dulu. Dimana anda berada di situ anda hidup. Jangan mengeluhkan yang tidak anda miliki. Seperti ayam yang mati di lumbung padi, karena lupa makan padi yang ada karena mengharapkan padi yang diluar lumbung. Hiduplah dengan keadaan yang ada lalu tumbuhlah dari situ bukan mengeluhkan yang tidak anda miliki.


Berapa banyak kegagalan yang seseorang butuhkan sehingga mencapai sesuatu kepada keberhasilan puncaknya?.

Gagal itu harus minus satu (- 1), jika anda gagal 47 kali anda harus berhasil di upaya ke 48. Jadi kalau begitu bukan jatuhnya yang penting tapi bangkitnya setelah jatuh. Seorang yang di sebut hebat adalah orang yang jatuh, bangun, kemudian jatuh, bangun, dan terus tanpa kehilangan antusiasme dan masih tetap senang karena masih ada kesempatan berikutnya. Itu yang menjadikan kita akhirnya menemukan keberhasilan.


Bagaimana agar ketika kita berbicara di lingkungan sosial, kita di dengarkan dan diperhatikan?.

Untuk orang yang berbicara lalu mau di dengarkan harus ada nilai dengar. Jadi ada sesuatu yang bisa di dengarkan. Berbicara itu bukan banyak-banyakan, bukan baik-baikkan cara menyampaikannya tapi nilai dari yang dikatakan. Anak muda biasanya kurang nilai itu karena belum banyak membaca. Anjurannya adalah baca kata-kata pendek, quotation atau nasihat-nasihat pendek dari orang-orang yang sudah jadi. Orang-orang besar itu mereka menyimpulkan. Contohnya bagaimana supaya tidak takut, anjurannya adalah jangan takut, sederhana sekali. Orang-orang dengan listening value atau dengan nilai untuk di dengar bicaranya tidak panjang, tidak komplek tetapi yang sedikit dikatakannya berdampak besar. Anak muda biasanya tergesa-gesa bicara, padahal berbicara pada waktu yang tepat lebih penting dari pada bicara tepat. Diam pada waktu harus diam itu lebih tepat. Jadi anak muda yang tidak bicara, selama semuanya bicaranya masih benar itu menghemat tenaga. Waktu ada orang salah dia baru berbicara: “sebentar”, setelah itu setiap kali anda bicara “sebentar” semua orang akan diam.

“Orang yang hebat adalah seseorang yang jatuh bangun dan jatuh bangun lagi tanpa kehilangan antusiasme”


Banyak sekali orang-orang berkampanye atau berupaya dengan menggunakan kemarahan, Apakah kemarahan bisa menjadi salah satu bentuk berupaya untuk mencapai keberhasilan?

Banyak sekali orang yang berhasil hari ini itu mengawali karirnya dengan perasaan terhina. Seperti menara eifel yang dibangun oleh seorang yang di tolak masuk sekolah arsitektur. Orang-orang yang menggunakan marahnya untuk membaik-kan dirinya, menjadi seseorang yang lebih. Karena sebetulnya salah satu cara yang paling baik untuk menjadi pribadi yang tidak bisa terluka adalah menjadi pribadi yang terlalu besar untuk di lukai. Kalau kita sakit hati itu pasti karena ukuran kita masih sesuai dengan yang menyakiti. Hanya orang yang kecil yang sakit di sakiti orang kecil, orang besar tidak. Berarti orang-orang yang sakit hati karena di sakiti temannya karena masih satu level, setelah dia naik kelas tidak lagi sakit. Maka gunakanlah perasaan-perasaan buruk termasuk marah untuk tumbuh sehingga perasaan marah itu menjadi sesuatu yang baik.


Ikan yang tenggelam berarti ikan yang mati, tapi ikan yang mati mudah di tangkap dan bisa di manfaatkan untuk dimakan. Bagaimana manusia yang tenggelam itu bisa mudah di temukan oleh orang yang membutuhkan dan di manfaatkan sehingga bisa bangkit kembali?.

Manfaat itu sebetulnya tidak pernah di tujukan bagi penggunaan orang. Manfaat itu adalah penggunaan kita bagi kebaikan orang lain. Ada fase muda dan dewasa, waktu muda kalau melihat orang, dia berpikir: “Dia bisa menguntungkan saya dalam bidang apa ya?”, berarti dia belum dewasa. Orang dewasa itu memikirkan kelebihan tetapi yang bisa di berikannya. Orang dewasa berpikir: “Saya bisa membantu dia dalam bidang apa ya?” atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk dia ya ?”. Jadi cek kedewasaan kita dari sudut pandang kegunaan, selama kita mencari kegunaan untuk diri kita belum betul-betul matang. Setelah kita berusaha memikirkan cara supaya berguna bagi orang itu berarti kita sudah dewasa.


Kesimpulan

Ikan yang tenggelam adalah ikan yang sudah menyerah dan menolak berenang. Manusia yang tenggelam adalah orang yang menolak berupaya. Karena upaya itu formulanya adalah doa dan tindakan. Orang yang berhenti berdoa itu tenggelam, atau orang yang hanya berdoa tapi tidak bertindak juga akan tenggelam. Jadi upayakanlah selalu yang lebih, bukan menikmati keadaan yang bisa kita nikmati sekarang. 

Cara untuk membangun kesungguhan di dalam memajukan kebaikan di dalam berupaya ini kadang-kadang tidak kita ketehui, tidak kita kenali lagi. Karena banyak sekali orang waktu mau memulai usaha bersemangat sekali, tidak bisa tidur dengan ide, tetapi begitu berusaha beku dan tidak tau apa-apa. Jadi kalau kita di bantu oleh kehidupan dengan penderitaan, dengan rasa takut, dengan kekhawatiran, dengan keterdesakan, syukuri itu semua bukan sebagai hukuman tetapi sebagai perintah untuk memperbaiki diri untuk labih kuat. Ikan yang sudah mulai malas untuk berenang ketika di sentuh ekornya akan berenang lagi. Ikan yang sehat selalu berenang menentang arus, ikan yang sakit berenang ikut arus. Jadi meyakini hidup mengalir mengikuti yang turun itu ikan yang sakit. Ikan yang kuat mengalir menentang arus. Kalau semua orang tidak jujur dia kuat dan tidak meyakini ketidak jujuran. Ada orang yang berkata: “yang haram saja susah apalagi yang halal”, ini ibarat ikan sakit. Karena ikan yang sehat berkata: “Orang tidak jujur saja bisa kaya apalagi yang jujur” atau “Orang tidak baik saja bisa tinggi pangkatnya apalagi orang yang baik”. Jadi kalau begitu, jadilah ikan yang selalu bergerak, jadilah manusia yang selalu berupaya dan mengambil apapun yang terjadi, seperti aroma, sinar, apapun yang kita sentuh sebagai perintah untuk membaik-kan diri.

Jumat, 11 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh - Bagian 3

Banyak orang memilih hidup : “Mengalir seperti air”,”Rezeki sudah ada yang mengatur” dan “Hidup ini sementara”. Ini yang di maksud meyakini hal-hal yang benar dengan cara yang salah. 

Hidup mengalir seperti air.

Benar bahwa hidup itu mengalir seperti air, karena hidup memang tidak bisa berhenti dan harus terus berjalan dan terus mengalir. Karena meyakini bahwa hidup mengalir membiarkan dirinya menolak dorongan turun seperti bolos sekolah bagi anak-anak, mencoba obat bius dan lain-lain. Kita harus mempunyai pompa tekanan tinggi untuk mendorong air sampai ke gedung lantai 156, yaitu melalui kesungguhan untuk menolak yang tidak baik, kesungguhan untuk menguatkan pilihan-pilihan baik. Jadi mengalirlah seperti air, tapi pastikan anda punya tenaga untuk naik.

Rezeki sudah ada yang mengatur.

Pendapat ini banyak digunakan untuk orang yang malas. Rezeki memang sudah di atur oleh Tuhan tidak pada jumlahnya tapi pada caranya. Tuhan tidak membatasi jumlahnya, kalau caranya seperti ini anda misalnya anda dapat satu juta, kalau cara yang lain anda dapat dua juta. Jadi jangan kecil hati mengenai jumlahnya, bersemangatlah untuk memilih pilihan-pilihan upaya yang ukuran rezekinya besar. Seseorang bisa kaya dengan menjual produk dengan keuntungan 25 rupiah per produk asalkan menjual 25 milyar produk per tahun. Jadi benar rezeki ada yang mengatur bukan dari jumlahnya dari caranya.

Hidup ini sementara.

Hidup itu abadi, yang sementara itu hidupnya badan, jiwa kita tidak mati. Yang kita takuti itu adalah kematian badan, jiwa itu hidup. Itu sebabnya kenapa kita di larang bunuh diri, yang mati itu hanya badanmu lalu jiwamu meneruskan perasaan yang sama saat bunuh diri sampai kapanpun. Jadi jangan anggap hidup ini sementara, 70, 80 atau mungkin 95 tahun keberadaan kita itu memang sementara tetapi setelah itu kita melanjutkannya harus dalam jiwa yang tenang. 


Bagaimana jika kita mempunyai mimpi besar tetapi orang-orang disekeliling kita tidak mempercayainya?

Seringkali orang muda jika berpendapat di katakan sok tau, sok tua, sok pintar. Orang muda yang mempunyai impiannya besar tidak dipercaya, dikatakan sok tau, sok tua, sok pintar itu adalah pujian, berarti yang kita katakan dan yang kita lakukan terlalu senior untuk usia kita sekarang. Jadi jangan kecil hati.


Bagaimana sikap kita kalau ada orang menderita lalu kita diminta berempati, tapi kalau berempati berarti tidak memotivasi dirinya?

Kebiasaan orang tua yang harus dihilangkan yaitu kalau ada anak atau bayinya jatuh, lalu memukul lantai lalu berkata ini lantainya nakal. Ini membuat anak setelah dewasa menyalahkan lingkungan bukan menyalahkan dirinya. Jadi kalau begitu hindarkan anak dari melihat selain dirinya yang bertanggung jawab bagi penderitaannya. Kalau anak datang mengeluh jangan dilayani keluhannya, karena itu berakibat membuat semakin terlibat dengan perasaan sedihnya. Kalau ada orang datang kepada anda, mengeluh kehilangan motor. Katakan bahwa: untuk setiap yang di kurangkan dari mu ada yang akan dilebihkan, karena Tuhan Maha Adil, kalau kamu sekarang di hilangkan motormu maka kamu bekeja keras supaya bisa beli motor lagi. Lalu apa yang menjadikanmu demikian kecil hati bahwa kalau orang bekerja keras untuk bisa membeli motor tidak jadi ber-rejeki baik yang bisa beli mobil. Kemampuan membeli mobil itu datang karena tadi kehilangan motor, kalau tidak pernah kehilangan motor ,tidak berpikir untuk tambah rejeki. 

Jangan ajak orang terlibat dalam penderitaannya, maksudnya adalah jangan menghibur penderitaan orang untuk menjadikan dia menemukan kenikmatan dari penderitaannya.

“Orang yang impiannya besar tapi tidak dipercaya, dinilai sok tau, sok tua, sok pintar itu merupakan pujian karena sudah berpikir jauh kedepan.”


Sabtu, 05 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh - Bagian 2

Bagaimana jika ada teman yang tidak mau berupaya karena mereka berdalih mereka sedang mensyukuri apa yang telah dimiliki? 

Yang menjadikan ikan itu tenggelam, atau menjadikan kita tenggelam dalam kesedihan atau kesulitan karena kita lupa dengan yang kita miliki karena sedang sibuk menginginkan yang belum kita miliki. Berapa banyak orang hari ini yang kalau pergi ke rumah itu bukan karena mensyukuri yang sudah ada dan menggunakannya untuk membangun kehidupan yang lebih baik, di bandingkan dengan yang keluar dari rumah karena menginginkan yang belum dimilikinya. 

Ada orang yang kebahagiannya adalah kalau sudah punya rumah, ada yang kalau sudah punya kendaraan dan lain-lain. Kalau orang itu mensyaratkan memiliki sesuatu yang belum dimilikinya untuk bahagia. Kalau dia sudah punya itu baru bahagia, lalu jika semua itu tidak ada lagi dia tidak bahagia. Berarti kebahagian orang ini ada pada barang barang itu, padahal kebahagiaan itu harusnya di hati. Berarti orang-orang yang menaruh kebahagiaannya di hati tidak akan tidak berbahagia kalau tidak punya itu semua. Itu sebabnya ada orang yang bisa mengatakan bisa kaya tanpa harta. Kalau istrinya baik, anaknya baik, namanya baik, nafkah atau makanan yang makan anak-anak itu jujur, itu adalah kekayaan yang mulia. Jadi kalau begitu bagaimana kalau kita berhenti menginginkan yang belum yang kita miliki dengan cara melupakan yang sudah kita miliki. Bagaimana kalau kita balik sekarang, mensyukuri yang sudah kita miliki lalu mengupayakan yang belum kita miliki untuk memperkaya kehidupan kita. 

Jadi sebelum berangkat ke kantor, dari rumah itu peluk istri erat-erat seperti tidak mau lepas, untuk anak, sebelum sekolah peluk mereka erat-erat, doakan mereka untuk berhasil atau katakan: “buat ayah bangga ya, yang pinter ya”. Waktu kerja katakan pada diri sendiri: Tuhanku alangkah indahnya kalau aku bisa sekolahkan mereka di tempat yang lebih baik, alangkah indahnya apabila aku bisa melengkapi istriku dengan perhiasan yang lebih indah, alangkah indahnya apabila aku bisa menaruh mereka di rumah yang tidak bocor, yang sehat, yang aman. Jadi kalau begitu, mulailah dari yang sudah kita miliki, syukuri itu sebagai cara untuk mencapai yang belum kita miliki.


Rasa iri itu boleh ada atau tidak, dan bagaimanakah cara mengubah rasa iri itu menjadi suatu motivasi bagi kita untuk berusaha lebih keras?

Iri mengenai kebaikan orang lain. Kalau ada orang merasa tersiksa karena tidak memiliki yang dimiliki orang lain, irinya karena dia melihat dirinya kurang. Yuk kita iri kepada orang yang lebih kebaikannya, kita iri kepada orang yang menyehatkan tubuhnya untuk bangun pagi segera melayani sesama. Jangan iri kepada orang yang malas tapi kaya. Kalau begitu jadilah orang yang iri hati melihat kelebihan orang yang baik. Caranya adalah bersainglah dengan diri sendiri, anda tau kalau anda masih malas, anda tau kalau anda masih suka menunda, anda tau kalau anda meragukan yang anda lakukan, anda takut tentang masa depan. Irilah dengan orang-orang yang ikhlas, karena orang-orang ikhlas itu tau kalau dia berhasil itu karena dia diberhasilkan bukan karena dia pandai. 

Waktu anda berdoa karena anda punya proyek untuk di laksanakan, anda berdoa supaya proyek tidak gagal, padahal Tuhan itu bisa menggagalkan untuk kebaikan, lalu kenapa Tuhan anda minta untuk memberhasilkan sesuatu tanpa ada kemungkinan menggagalkan untuk lebih baik. Berarti ikhlas itu betul betul bebas. Katakan pada diri sendiri : Ini rencanaku Tuhan, aku kerjakan, tugasku adalah melakukannya, tugas Tuhan memberhasilkannya termasuk menggagalkannya dulu.

“Syukuri apa yang sudah kita miliki sebagai cara untuk mencapai apa yang belum kita miliki”


Jumat, 04 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh

Ikan tenggelam, ikan yang tenggelam itu adalah ikan yang berhenti berenang. Ikan yang capek berenang pelan-pelan akan menjadi ikan yang tidak lagi hidup karena dia menolak untuk berlaku sebagaimana di fitrahkan. Kita sebagai manusia di sebut hidup kalau kita berupaya, bukan karena kita manusia bernafas. Bernafas hanya secara fisik kita supaya kita hidup. Tetapi kalau kita berupaya jiwa kita hidup. Sehingga orang yang tidak lagi  di sebut  hidup adalah orang yang berhenti berupaya karena kemudian badannya hidup tetapi mewadahi jiwa yang mati. Jiwa-jiwa ini kalau tidak di cegah dari kekecewaan dari salah mengerti itu akan melukai sekali, karena banyak orang meyakini hal-hal yang benar dengan cara yang salah, sehingga dia menolak berupaya karena dia tidak melihat haknya untuk berbahagia.

Ada kata yang sering terjadi di dalam hidup kita, yaitu kata “Selamat”.  Terkadang kita pernah berdoa seperti takut sekali, terancam sekali tau tau selamat. Terus berdoa lagi karena ketakutan lalu selamat lagi. Waktu berdoa karena takut, setelah selamat terkadang banyak dari kita lupa ucapkan terima kasih kepada Tuhan. Jadi kita itu hanya ingat kalau kita sedang mau tenggelam. Setiap orang yang bisa berdiri gagah hari ini adalah orang yang telah berkali-kali di selamatkan. Kalau terakhir kali kita demikian ketakutan dan sekarang selamat, kenapa takut tenggelam nanti kalau kita tau kita akan di selamatkan lagi. 

Jadi anjurannya: libatkan diri dalam kehidupan gagal gagal lah karena aku akan diselamatkan lagi. Jadi ikan mau masuk mulut ikan yang lebih besar, mau di makan lalu dia pergi,  mau ketemu ikan kecil jahat dia pergi lagi. Ikan-ikan seperti ini tidak pernah menyerah kepada keadaan, sama seperti kita yang tidak menyerah kepada kesulitan. Sesuatu yang sulit itu kan masalah waktu. Jadi kalau begitu jangan lihat menderitanya tetapi bagaimana kalau kita melihat naiknya, kita melihat gembiranya. Setiap kali turun, kita melihat hal itu sebagai sementara dan kalau ada orang yang mengeluh: “Aku sudah sampai di titik nadir”, maka bergembiralah karena tidak bisa lebih turun lagi. Satu-satunya arah bagi orang yang sudah mencapai titik nadir adalah naik dan berbahagia lagi.


Setiap orang mempunyai keinginan, dan setiap keinginan itu terpenuhi kita akan merasa bahagia. Bagaimana jika keinginan itu tidak terpenuhi tapi hati kita tetap berbahagia?

Jika ada orang bertanya kepada kita, pasanglah wajah kita dengan penuh keceriaan. Supaya kalau kita tidak bisa bantu, tidak bisa beri apa-apa, paling tidak itu mulai membahagiakannya. Berarti semua masalah itu jangan di anggap masalah. Masalah menjadi masalah selama kita menganggap hal itu menjadi masalah. Ada orang datang mengeluh masalah kepada anda, katakan: bahwa itu bukan masalah, itu karena pendapat yang salah tentang keadaan ini, tetapi kalau kamu lihat orang-orang yang kaya itu, karena dia gagal lalu menukarkan kegagalannya dalam bentuk pengalaman yang bisa di jual. Orang-orang yang hidupnya lemah, gagal lalu menggunakan biaya dari kegagalan untuk membebani perjalanan masa depannya. Orang-orang yang gagal kemudian jadi kaya karena dia gagal, ambil pengalaman dari kegagalan itu dan di tukar dengan uang sebagai sesuatu yang bisa di jualnya, lalu dia katakan: “Jangan sampai kamu gagal seperti aku, nih beli ini”. 
Contoh: selesman yang rambutnya tinggal sedikit lalu jual obat penumbuh rambut, lalu selesman itu mengatakan kepada calon pembeli: kalau tidak karena obat ini,  rambut saya sudah hilang semuanya.

“Kita disebut hidup kalau kita berupaya, dengan berupaya jiwa kita menjadi hidup dan bisa melihat hak kita untuk berbahagia”.